Minggu, 13 Mei 2018

Review Film Bollywood Terbaru Hichki: Tak Ada Murid yang Buruk!

There's no bad students, only bad teachers

The sweet one is back. Itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan kembalinya Rani Mukerji ke dunia perfilman setelah empat tahun vakum. Rani kembali muncul di layar kaca dengan membintangi genre drama-comedy inspiratif. Tanpa panjang lebar membahas Rani, yuk baca ulasan film terbarunya 'Hichki'. Review Film Bollywood Terbaru Hichki.

Naina Mathur (Rani Mukerji) mempunyai penyakit yang disebut 'syndrome tourettes'. Dia mengalami cegukan (hichki) yang ngga bisa di kontrol dan ngga bisa dihentikan. Hal tersebut dialami sejak kecil. Perjalananan hidupnya benar benar nggak mudah pada saat itu. Dikeluarkan oleh pihak sekolah berkali kali, hingga permasalahan dengan Ayahnya yang membuat cerita kepribadian Naina ini cukup rumit dan ngena.

Naina kecil, harus mengalami situasi yang berat

Nggak semua bisa memaklumi dan menerima kekurangan Naina, namun kepala sekolahnya Mr. Khan bisa melihat dari segala sisi, memberikan Naina harapan baru di sekolah St. Noker. Harapan baru itupun membulatkan mimpinya untuk bisa menjadi guru. Naina terus melanjutkan mimpi dan akhirnya ia bisa menjadi guru di St. Noker. Namun perjalanan nggak habis disini...

Guru biasa hanya memberi ilmu, guru hebat bisa menunjukan cara mengamalkannya dan bisa memberi inspirasi
Kepala sekolah St. Noker Mr Khan.
Diterima mengajar di St. Noker membuat Naina mendapatkan tanggung jawab baru dan berat.
Naina mengajar kelas dimana nggak ada satupun guru yang mampu bahkan mau mengajar. Kelasnya cuma berisi 14 siswa. Untuk kelas normal itu bukanlah hal yang berat. Namun. kelas (*buangan) ini berisikan siswa bandel, brutal, jail dan membuat Naina sedikit kuwalahan. Karena sekolah malu dengan perilaku siswa Naina, kepala sekolah memberikan tenggang waktu hingga ujian. Jika mereka nggak bisa merubah sikap dan nilai selama empat bulan, maka mereka akan dikeluarkan dari sekolah. Kebrutalan mereka ada alasannya, coba tonton sendiri ya...

14 siswa
Belajar Bermimpi
Banyak hal terjadi selama empat bulan yang menguatkan mereka, termasuk peran yang penting disini adalah Mr. Wadia (Neeraj Kabi) sebagai guru killer dan condong membela kelas unggulan. Hingga tiba waktu ujian, akhirnya kelas Naina mendapatkan juara pararel dan bisa lulus semua. Naina bisa membuktikan kepada kepala sekolah dan Mr. Wadia bahwa bimbingannya berhasil.

Mr. Wadia 

THE POINT IS

Syndrome Tourettes
Jika sedikit mengarah ke penjelasan ilmiah, syndrome ini mostly penderitanya anak-anak umur 2-15 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Dalam film Hichki diperankan oleh perempuan, dan sampai tua dia masih memiliki syndrome.
Yah... ngga cocok sama penjelasan ilmiah kak, gimana dong?
Saya rasa sih nggak masalah ya. Tim produksi berhasil dan Rani benar benar totalitas berperan sebagai guru kekurangan yang bisa ngasih kelebihan. memotivasi banget kan?

Peran Keluarga
Nah, Ayah Naina (Sachin Pilgaonkar) malu dengan anaknya sendiri dan masalah dengan ayahnya kebawa sampai Naina dewasa cuman menurut saya kurang detail untuk porsi si Ayah. Peran Ibu (Supriya Pilgaonkar) dan Adik Naina (Hussain Dalal) cukup membantu membangun peran Naina. Ending untuk masalahnya bener bener khas Bollywood, selalu ngena, dan mungkin kamu bisa siapin tisu

14 Siswa Ngga Menonjol Semua?
Meski ceritanya tentang bagaiman Naina mengatur kelas berisi 14 siswa ini namun untuk mengatur peran 14 siswa untuk menonjol semua ngga bakalan mudah dan ceritanya juga ngga bakalan bagus sih. Aatish (Harsh Mayyar) dan Oru (Sparsh Khanchandani) bisa dikatakan menjadi lead di film ini. Meski di ending Oru agak gak kelihatan, padahal dia yang paling berprestasi dan sering muncul.

Plot Datar, Mudah Ketebak?
Hmmm.. menurut reviewer lain sih iya.
Oke, jalan ceritanya cukup sederhana dan sedikit bisa ditebak. Tapi... garapan film ini benar benar detail sebagai perspektif Naina. Proses selama empat bulan, dengan karakter per karakter yang digambarkan cukup jelas dan ngena. Momen motivasinya banyak. Cocok buat kamu pecinta film motivasi.

Musik Biasa Aja
Rani sepertinya mengikuti jejak rekannya Aamir Khan. Mengingat umurnya, mungkin ia ingin berada di situasi film film serius. Terimalah! Musiknya memang bakalan kalah dengan kebanyakan film romantis Bollywood lain tapi worth it untuk film seperti ini. Apakah Rani akan terus memerankan film-film seperti ini? Nggatau kedepan ya, mungkin masih bisa kaya Kajol dan Shahrukh Khan yang nggak absen di film romantis gitu. hehe

Teladan?
Yang harus ditiru dari Naina adalah perjuangannya. Kegigihannya untuk menjadi guru yang mungkin mustahil karena keterbatasan yang bakal jadi lelucon, keberaniannya mengajar siswa yang awalnya tidak mempunyai kepedulian hingga menjadi orang berguna. Lalu kepekaannya melihat potensi yang dimiliki anak didiknya.

Rekomendasi?
Yes. saya bakal merekomendasikan film ini. 8/10 rating dari saya. Film ini cocok buat kalian yang mempunyai angan-angan menjadi pendidik dan membuka pandangan kalian bagaimana jadi pendidik yang baik. Mengajarkan untuk tetap tegar dan tetap pada jalan mimpi kalian dengan kondisi apapun yang kalian miliki sekarang. 

Oke cukup sekian review Film Hachki. Selamat menonton. Sampai ketemu di review film lainnya. 

Kalau ada pendapat lain tentang film ini, atau ada yang saya lewatkan. silahkan komen dibawah!

best regard,
ebietmubharak

1 komentar:

  1. Usually, I've never commented on blogs but your article is so convincing that I've never stopped myself to say something about it. You're doing a great job Man. Best article I have ever read

    Keep it up! from http://halloweendayusa2018.com/

    BalasHapus