Minggu, 20 Januari 2013

Namanya HAMPA!

Bunga mawar tak selamanya merekah indah, merahnya pun tak selalu terang. Durinya? apalagi, lama kelamaan akan tumpul juga. Sejak hari itu roda berputar, bukan ke atas namun ke bawah. Mengalami hampa!

bila dibandingkan dengan delapan tahun lalu. hidupku lebih bahagia dulu. pagi itu menggambarkan bagaimana hawa sejuk itu merasuk dalam pori* kehidupanku. Wangi, indah, khas, hangat, rupanya aku sangat nyaman dengan pagi itu. Aku bahagia menikmati masa kecilku. Ketika aku melihat wanita lembut yang bernama Ibu itu menyiapkan bekal makananku aku jadi ingin memeluknya dengan erat, dan berkata "Jangan pernah pergi. siapa yang akan menjagaku?". Kepada lelaki yang aku namai Ayah pun, aku juga ingin berkata "Jagalah aku ketika ibu tiada, aku pun akan menjagamu sampai kapanpun". Tapi bodohnya, mana pernah aku berani mengungkapkan sesuatu. Aku terlalu muda untuk mengenal malu, 
Siangnya adalah erat, tak bersekat, sunyi dan sejuk. bagaimanapun panasnya siang itu, ketika dua wanita yang kusebut kakak itu bersamaku, kesejukan hatiku terbuat, rumah menjadi tempat yang paling nyaman untuk melepaskan penat menjadi anak kecil yang tidak kenal lelah untuk bermain.
Malamnya, adalah momen paling bahagia karena masa kecilku begitu indah dan tidak ingin begitu saja aku lalui. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar