Embun pagi itu masih mengepal di rerumputan.
Baunya sejuk, tak mau pergi.
Pagi itu handphoneku berdering, melihat nama yang ada di layar handphone akupun bergegas mengangkatnya. Lubuk hatiku terkejut mendengar pembicaraan dari ujung telpon sana. Kabar yang seharusnya tidak aku dapatkan, yang seharusnya tidak terjadi.
Baunya sejuk, tak mau pergi.
Pagi itu handphoneku berdering, melihat nama yang ada di layar handphone akupun bergegas mengangkatnya. Lubuk hatiku terkejut mendengar pembicaraan dari ujung telpon sana. Kabar yang seharusnya tidak aku dapatkan, yang seharusnya tidak terjadi.
Temanku, alm.Ahmad Amirullah Fauzi, ternyata harus menggantung semua cita-cita indahnya. Dia pergi ke tempat yang di rahmati Allah untuk selama-lamanya. Tak terasa tetesan air keluar dari mata yang masih sengap itu. Kemarin, dia terlihat sehat-bugar. tak kurang satupun keadaannya.
Namun, kenapa pagi ini? Memang kehendak Allah tak mungkin bisa kita ketahui, kekuatan-Nya sangat besar. Kehendak-Nya kuat, lebih kuat dari batu karang yang di hempas ombak milyaran abad lamanya.
Allah,
Terimakasih karena Engkau telah membawa tubuh tak berdaya itu bersamamu..
Terimakasih karena Engkau telah memberikan kenangan indah darinya untuk kami..
Terimakasih karena Engkau pun membuka jalan hati dan fikiran kami yang sudah kenyang rahmat dan kasih sayangMu namun tak kami sadari.
Sobat, semoga kau tenang disana, kami disini selalu ada untukmu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar